Thursday, February 28, 2019

Cerita Sex Desahan Audi Nikmat Banget


LASKARQQSetelah sekian lama bekerja di perusahaan ini, akhirnya aku diangkat menjadi manager keuangan. Perusahaan yang besar ini memberikan tanggung jawab yang besar. Memang karir yang aku jalani berawal dari karyawan biasa hingga mencapai manager sekarang ini merupakan prestasi yang perlu dibanggakan. . Hari ini aku ditugaskan perusahaan untuk tugas ke Semarang selama 5 hari , di Semarang aku melakukan audit keuangan ?anak perusahaan kami .? Perusahaan sangat menghargai karyawannya, sehingga di Semarang aku menginap di apartemen yang telah disediakan perusahaan.
Di Semarang aku harus memastikan bahwa segala pekerjaan dapat berjalan dengan lancer dan cepat selesai untuk itu aku dibantu Deni dalam menyelesaikan tugas audit ini. Dia sangat cerdas dalam menyelesaikan masalah laporan keuangan yang janggal dan dapat cepat diselesaikan dengan tanpa merugikan perusahaan.
Tak terasa? sudah 5 hari kebersamaanku dengan Dani dalam menyelesaikan pekerjaan ini dan sukses membuat laporan keuangan dengan baik dan tanpa cela.? Segala jerih payah kami terbayarkan dan seperti tidak percaya kalau pekerjaan ini bisa terselesaikan, karena seakan-akan banyak pihak yang meragukan kami bisa selesaikan dengan baik.
Karena pekerjaan sudah selesai, maka sesuai peraturan perusahaan, aku diperbolehkan ambil cuti selama 3 hari. Aku putuskan untuk tetap cuti di Semarang sambil menikmati liburan.? Kebetulan Dani mengundang aku ke rumahnya dan diperkenalkan dengan istrinya.
? Halo Dani, senang bisa kerja sama dengan kamu ? sambil berjabat tangan dengan Dani, dan Dani perkenalkan istrinya Vina.
? Kenalkan ini istri aku Vina,?? lalu kami saling jabat tangan ? Dita, senang kenal kamu Vina ? . Selanjutnya kita ngobrol akrab di rumahnya yang teduh di Semarang Selatan. Obrolan tentang segala hal yang membuat kami semua tertawa dan gembira seharian. Vina perempuan yang cantik dan Dani sangat beruntung mendapatkannya.
? Sudah sore Dani, aku mau kembali ke Apartmen dulu?.
? kenapa buru-buru? Dita?? Tanya Vina kepadaku
? iya Vina, ga enak merepotkan kalian ? kataku,
?Baiklah kalau itu maumu Dita, hmm mungkin mas Dani mau antar kamu ? Vina meminta Dani untuk mengantar aku kembali ke apartmen.
?Sudah Vina aku naik Taxi saja, tadi berangkat juga naik taxi ?? tapi aku juga tak kuasa meolak ajakan Viana tersebut dan akhirnya diantar juga? oleh Dani.
Dalam perjalanan pulang, aku menyampaikan sesuatu kepada Dani atas perasaan yang aku alami dalam beberapa hari ini.
? Dani, hmm.. istri kamu cantik ya? ? Dani mendengarkan aku dan tersenyum
? Kamu juga cantik Dita, hmm..?? sepertinya ada perasaan aneh ga antara kita? Aku terkejut dengan jawaban yang belum aku tanyakan itu.
? Apa kamu merasakan jatuh cinta?? Aku jatuh cinta sama kamu Dita, maaf kalau kamu tidak berkenan?? Percakapan ini terpotong dengan sampainya kami di apartmen, lalu Dani memasukkan mobilnya di tempat parkir, lalu menuju kamar aku.
? Dani masuk saja ?
langsung aku peluk dia karena tidak bisa mengungkapkan apa yang terasa pada diriku. Kita langsung saling melumat bibir dan Dani mulai merangsang aku dengan remasan=remasan di dada aku yang cepat menaikkan gairah.
? Ohh Dani aku suka kamu ?
lalu Dani ga kasih aku kesempatan bicara karena mulut aku sudah dilumatnya. Sejurus kemudian pakaian kau dilucutinya hingga tinggal cd dan bra, dia lepaskan kaitan bra dan mulut Dani sudah melumat kedua puting aku bergantian dan tangannya meremas vagina aku, memastikan aku sudah terangsang. Memang vagina aku sudah basah dan Dani melepaskan cd aku untuk memudahkan dia merangsang aku. ?Aku sangat terangsang dengan apa yang dia perbuat sehingga sudah diluar control rasanya. Paha aku dibukanya dan dia membuatku naik melambung tinggi. Mulutnya melumat putting perut dan berlabuh ke vagina aku. Dia melahap perlahan-lahan dengan sangat elegan.
?ooughh? Dani?. ?
Lidahnya menjilat vagina ?aku dengan penuh perasaan.? Mengecupnya seperti kita lumatan di bibir. Aku melenguh dibuatnya, bibir vagina aku dibuka perlahan dan jarinya memainkan di dalam lubang vagina aku. Makin basah terasa di bagian vagina aku seperti ada lendir yang keluar. Terasa berdenyut-denyut saat dia mulai menjilatnya kembali. Sungguh pengalaman malam itu sangat membahagiakan bersama Dani rekan aku yang beristri cantik tersebut.
Selanjutnya Dani melucuti pakaiannya dan bugil di depan aku, sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan. Dia menyodorkan penisnya ke mulut aku dan aku diminta menghisapnya. Mula-mula aku ga mau tapi karena batangnya dioleskan ke muka aku membuat aku geli dan saat dioleskan ke bibir aku, ta kuasa aku melumatnya. Terasa keras seperti kayu saat dihujamkan ke dalam mulut aku dan aku membayangkan kalau masuk ke vagina aku.
Aku mulai terbiasa mengulumya, sehingga dia mulai menikmati kulumanku. Batangnya aku tahan di dalam mulut hingga menyodok kerongkongan rasanya.? Aku lumat seperti menghisap permen. Permainan tidak selesai dibagian batang, selanjutnya aku lepasin kuluman dan menjilatin kepala penisnya yang merah. Lubang kepalanya aku jilatin seperti menjilat es krim connelo, terasa nikmat rasanya.
? Ohhh? Ditaa kamu pintar ? kata Dani kepadaku yang cuek dengan erangannya itu.
Lalu aku berpindah ke buah pelirnya untuk aku jilatin dan kulumin. Terasa seperti mengulum biji salak. Tangan aku sambil memainkan klitoris dan satunya mengocok penisnya sehingga sepertinya Dani paham kalau aku minta dihujam di vagina, maka dia lalu memintaku telentang dan tanganku mengarahkan batang penisnya ke lubang vagina aku. Perlahan-lahan aku gesekin dulu di bibir vagina aku dan kepala penisnya masuk sedikit ke lubangnya. Dani makin penasaran sehingga dia sendiri menghujamkan ke dalam vagina aku. Dengan sedikit usaha dia mulai menghujam penisnya ke dalam vagina aku. Akhirnya tubuh kita menyatu dan terasa hangat di dalam vaginaku, kulit kelamin kita saling bergesekan seiring hujaman Dani. Vagina aku melumasi batang penis yang sedang dihujamkan Dani yang semakin cepat menghujamnya. Kita saling melumat bibir di saat tubuh kita menyatu dalam hujaman-hujaman Dani yang makin cepat.
? ooohh?aaaahhhh?. Dani?oooohh ?
Sesaat kemudian terasa ada yang mulai berdenyut pertanda aku dan Dani menjelang klimaks. Tubuh aku terasa melayang dan Dani mengerang keenakan. Tak lama kemudian sperma Dani menyemprot dinding vagina dan kita sama-sama klimaks.? Denyutan batang penis Dani masih terus terasa hingga lambat laun melemah dan selanjutnya Dani cabut batang penisnya yang baru dia hujamkan. Ternyata penis Dani masih sedikit ereksi, lalu dia memintaku mengulumnya. Sisa sperma masih tampak di barangnya dan aku bersihkan pake mulut dengan menjilatinya sampai bersih. Dani memintaku bangkit berdiri dan kita mulai lumatan lagi, bibir kita saling menghangatkan. Tangan Dani mulai memilin puting aku, dan membuatku mulai terangsang kembali.
Batang penis Dani terasa keras di perut aku, tanda dia masih mau bersetubuh kembali dengan aku, lalu aku memegang penisnya untuk memastikan kerasnya batang penisnya. Lalu aku balikkan tubuh aku membelakanginya dan dia meremas puting aku sambil terus kita saling melumat.
Dani duduk di tepian ranjang dan minta aku memasukkan penisnya kembali ke vagina aku. Terasa keras batang penisnya saat masuk lewat belakang dan vagina aku digesek oleh batangnya kembali. Aku mengontrol permainan ini dan membuat Dani makin tak kuasa menolak keliaran aku. Hujaman batang penis Dani terasa menggesek dinding vagina aku hingga mengalami lubrikasi kembali. Pinggul aku memutar erotis membuat Dani kewalahan dibuatnya. Kurasakan setiap gesekan batang penisnya dengan penuh nikmat dan menjepitnya hingga kita mencapai klimaks sampai rasanya tubuh kita menggelinjang dan puas dibuatnya.
?oooooooooohhhhhh???.. Thanks Dita kamu sudah membuatku puas malam ini?
?Sama-sama Dani kamu juga sudah beri aku kenikmatan mala mini? ?

Wednesday, February 27, 2019

Cerita Sex Hilangnya Keperawananku Karna Nafsu


LASKARQQAku seorang gadis yang hidup di lingkungan yang masih menganggap tabu cerita sex atau cerita dewas lainnya. Karena hal itu juga aku belum pernah melakukan hubungan intim dengan pacarku karena saat ini aku masih duduk di bangku SMA, namaku Riris dan aku mempunayi seorang pacar yang masih satu kelas denganku Edo namanya dia begitu sayang padaku.
Banyak yang bilang kalau aku begitu cantik meskipun tanpa menggunakan make up. Mungkin hal itu benar karena aku sering di tembak oleh cowok yang mengenalku meskipun dia tahu kalau aku sudah berpacaran dengan Edo, dan hal itu juga membuat Edo sering merasa cemburu tapi aku memberinya pengertian kalau aku hanya mencintainya bukan orang lain, dan hal itu dapat membuat Edo tenang kembali.
Sampai akhirnya aku kembali membuatnya kembali cemburu bahkan bukan lagi cemburu tapi juga membuatnya kecewa padaku. Karena sebelum lulus dari SMA aku sudah di jodohkan oleh orang tuaku dengan seorang laki-laki yang sudah bekerja dan mempunyai kehidupan yang mapan kata mereka, aku menolak lamaran laki-laki tersebut, tapi ayah dan ibuku tetap menerimanya.
Tanpa konfirmasi dulu padaku, dan hal itu membuat Edo begitu uring-uringan setiap harinya. Bahkan awalnya dia tidak meyapa padaku karena dia pikir kalau aku mau di jodohkan dengan laki-laki itu, tapi setelah aku beri dia pengertian akhirnya dia mau mendengarkan perkataanku. Dan tidak lagi marah padaku walaupun pernah dia mendapat semprotan kemarahan ayahku.
Kala itu Edo mengantarku pulang dari sekolah tapi begitu sampai depan rumahku dia langsung di damprat oleh orang tuaku. Namun hal itu tidak membuat Edo menjauhiku dia malah semakin sayang padaku dan begitupun aku semakin sayang padany, hingga akhirnya aku memutuskan untuk memberikan keperawananku pada Edo pacarku dari pada nanti aku harus melakukan adegan layaknya dalam cerita sex pada orang yang tidak aku cinta.
Kesempatan itu akhirnya datang juga, aku pergi ke rumah tante Edo berduaan, dan kebetulan Edo memang tahu kalau saat itu rumah tantenya memang tidak orang. Karena tante dan keluarganya pergi kesebuah hajatan keluarga yang berada di luar kota, karena tidak ada pembantu rumah tangga akhirnya mereka menyuruh Edo untuk menempati rumahnya kala mereka pergi keluar kota.
Aku langsung masuk kedalam rumah tantenya Edo, sedangkan Edo memasukkan motornya dalam garasi mobil. Kemudian dia langsung memeluk tubuhku saat aku duduk di kursi ruang tengahnya, akupun memeluk pinggangnya dan tanpa terasa air mataku menetes saat itu. Edo memegang daguku dan mengangkatnya kemudian dia menatap mataku yang penuh dengan air mata
Saat itulah aku mendekatkan wajahku padanya, melihat Edo seakan mau menghindar langsung saja aku cium bibirnya dan sedikit menggigitnya karena dia berusaha menarik bibirnya saat itu. Setelah dia terdiam akupun mengulum bibirnya dengan lidahku dan terpancing juga gairah Edo untuk menciumku, dia balas lumatan bibirku dan ternyata dia juga jago memainkan lidahnya dalam mulutku.
Seperti dalam adegan cerita sex yang sering aku baca, lidah Edo meliuk bahkan menyapu seluruh rongga mulutku. Hangat kurasa lidahnya kala itu dan membuatku menggelinjang ? Ooouughhhh? ooouuuuggggghhh?.. oooouuuggggghhhhh?. aaaaaaggghhhh?. aaaaaaaggggghhhh?..? ? Berdesah aku kala itu juga karena tidak kuat menahan lidah Edo padaku.
Dengan malu-malu Edo mencoba membuka bajuku, saat itu juga aku malu padanya. Akhirnya aku menutup mataku karena tidak berani melihat Edo membuka bajuku, setelah aku tidak lagi memakai baju kemudian dia melepas pakaian yang menempel padanya. Aku begitu malu tapi akku harus memberikan keperawananku pada Edo saat ini juga atau aku tidak akan pernah melakukannya.
Karena hanya saat ini aku mempunayi waktu berdua dengan Edo, karena sebentar lagi akan tiba hari kelulusan. Aku memberanikan diri membuka mataku dan dapat kulihat Edo sudah bertelanjang sama denganku akhirnya dia melumat bibirku dan tanpa bisa di hindari lagi tubuh kami saling bersentuhan dan aku rasakan aliran yang mendewra di setiap tubuhku.
Perlahan Edo merebahkan tubuhku dan dengan perlahan juga dia mencoba memasukkan kontolnya pada memekku. Begitu sakit kurasakan dalam memekku hingga akhirnya aku melebarkan pahaku ketika kontol Edo menyelinap sedikit pada bibir memekku dan akhirnya blees bleeeeeep masuk kontol itu kedalam memmeku dan langsung saja Edo perlahan menggoyang pinggulnya.
Aku langsung merintih kesakitan tapi ketika Edo menghentikan gerakannya, aku berkata ? Teruskan saja sayang? aaaaagggghhh?. aaaaaggghhhh?.. aaaaagghhh? ? Edo menundukkan kepalanya untuk menyentuh bibirku dan aku langsung membalasnya. Dan hilang sudah rasa maluku karena aku langsung saja mendekap tubuh bugil Edo, diapun memeluk sambil terus menciumi seluruh lekuk tubuhku.
Kemudian dia semakin cepat bergerak di atas tubuhku dan membuatku mendesah karenanya ? Ooouuuggghhh? oooouuuuggggghhhhh? oooouuuggghh? aaaaaggggghhhh? ? Desahku karena memang baru pertama kali aku melakukan hal ini layaknya dalam adegan cerita sex, mata Edo menengadah ke atas rupanya dia juga merasakan dan menikmati goyangan pantatnya.
Mungkin karena begitu nikmatnya permainan ini aku merasakan kalau Edo semakin cepat bergerak maju mundur di atas tubuhku. Dan semakin cepat juga aku mendesah karena hentakan kontolnya dalam lubang memekku ? Oooouuugghhh? aaaaaggggghhh? aku? sudah? aaaaaagghhhh? sa? yang? aaaaaggggghhh?.. ? Akupun mendeangar desahan berat Edo yang terdengar layaknya erangan.
Kemudian dia mengejang dan semakin dalam juga dia menancapkan kontolnya padaku. Dan saat itu juga aku memeluk tubuhnya yang sudah basah oleh keringat, aku tahu kalau baru kali ini juga Edo melakukan adegan seperti dalam cerita sex. karena dia begitu malu dan tidak sanggup menatap mataku kembali tapi aku langsung menciumnya dengan mesra karena tidak ada rasa sesal padaku.


CERITA DEWASA | CERITA MALAM | INDOSEKS | DEWASA18+ | BUGIL INDO | LASKARQQ | LASKARINDO | INDOLASKAR | BANDARQ | BANDAR POKER | BANDAR66 | DOMINO99 | POKER | AGENT POKER ONLINE | BANDAR ONLINE 

Cerita Dewasa MENIKMATI KEGADISAN MBAK NUR


LASKARQQMalam itu aku berembuk tentang wanita itu, sebenarnya istriku agak keberatan jika wanita itumengajak anaknya untuk bekerja di rumah kami yang dikatakan istriku sebagai beban tambahan, tapi setelah kuyakinkan akhirnya istriku setuju juga kalau wanita itu beserta anak gadisnya bekerja sebagai pembantu di rumah kami, alasanku karena istriku sedang sibuknya mengurus bisnisMLM-nya dan karena pernikahan kami yang sudah 6 tahun belum mendapatkan keturunan, sehingga anak gadis itu bisa kami anggap sebagai anak kami sendiri.
Keesokan harinya sekitar jam 5:00 sore wanita itu dan anak gadisnya telah berada di rumahku untuk melakukan tugas sebagai pembantu, sebut saja wanita itu Nursyfa dan anak gadisnya Santi. Karena rajinnya kerja kedua pembantuku itu, maka Santi kuijinkan untuk meneruskan sekolah atas tanggunganku. Kulihat di wajahnya tersenyum kegirangan.
?Terima kasih Pak, Santi senang sekali bisa meneruskan sekolah, terima kasih Pak, Bu.?
?Ya, tapi kamu harus rajin belajar, dan kalau sudah pulang sekolah kamu harus bantu ibumu,? kata istriku sambil berpelukan dengan Santi, kulihat di wajah ibunya Nursyifa pun terlihat keceriaan.
Enam bulan berlalu sejak Nursyifa dan Santi bekerja di rumah kami, aku berbuat mesum dengan Nursyifa sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis MLM-nya. Hari itu Hari Sabtu, malamnya istriku ke Jogja dengan kereta api, karena Sabtu kantor libur sementara Santi sedang sekolah, aku melihat Nursyifa yang sedang berdiri di dapur membelakangi aku yang sedang masuk dapur selesai mencuci mobil. Aku tertegun melihat tubuh Nur yang mengunakan baju terusan warna hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yang keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya. Pantatnya yang padat dan seksi serta betisnya yang terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aku merasa tersedak seakan-akan ludahku tidak bisa tertelan karena membayangi tubuh Nur yang indah itu.
Tiba-tiba Nur berbalik dan kaget melihatku yang baru saja membayanginya.
?Eh.. Bapak, ngagetin saya aja.?
?Eh.. Nur boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu cerai, kamu mau menceritakannya ke saya.?
?Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi bolehlah.?
Akhirnya aku duduk di meja makan sementara Nur menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aku baru tahu kalau Nur itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan Santi dan dia bercerai 2 tahun yang lalu karena suaminya yang suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya dan pernah hampir membunuhnya dimana di punggung Nur ada bekas tusukan pisau. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara Nur seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu dia bercerita. Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh Nur.
?Sudah, Nur.. jangan nangis.. sekarang kamu sudah bisa hidup tenangan di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau membuat kamu harus mengingat lagi.?
?Iya.. Pak.. saya dan Santi.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kami.?
?Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti Santi pulang.. kamu malu deh.. kalau lagi nangis.?
Nur menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi kausku tapi tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lain karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yang membuat gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku yang membuat dirinya gelagapan.
?Aaahh.. Bapak!?
Tapi kemudian dia membalas kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yang membuat aku makin berani.
?Pak.. sshh..?
?Kenapa.. Nur..??
?Tidak.. Pak.. aahh.. tidak apa-apa.?
Kuangkat roknya dan aku meraba pantatnya yang padat lalu kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dengan lembut sampai vaginanya tersentuh. Nur mulai bergelinjang, dia membalas dengan agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada vaginanya, kutusuk vaginanya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah.
?Aahh.. Pak, enak sekali deh..?
?Nur.. kalau kita lanjutkan di kamar yuk!?
?Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana??
?Ah, ibu khan lagi ke Jogja, lagi pulangnya kan hari Selasa.?
Kugiring Nursyifa ke kamarku, sampai di kamar kututup pintu dan langsung kusuruh Nur untukmenanggalkan pakaiannya. Nur langsung menuruti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia bugil. Yang agak mengagetkanku karena keindahan tubuh Nur. Nur dengan tinggi sekitar 167 cm memiliki payudara yang kencang dan montok dibungkus kulit yang putih bersih, pinggulNur agak kurus tapi pantatnya yang agak besar dan padat dan vaginanya yang ditutupi bulu halus agak lebat membuat aku seakan tidak bisa menelan ludahku. Kalau aku beri nilai tubuh Nur nilainya 9.9, hampir sempurna.
?Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat tubuh Nur.?
?Nur, tubuhmu indah sekali, lebih indah dari tubuhnya Ibu.?
?Ah, masa sih Pak??
?Iya Nur, tahu gitu kamu saja yang jadi Ibu deh.?
?Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau Nur jadi Ibu, Nur mau kok jadi ibu ke dua.?
Aku langsung menanggalkan pakaianku dan batang kemaluanku langsung menegang keras dan panjang.Kuhampiri Nur langsung kucium bibirnya, dipeluknya diriku, tangan mungil Nur meraba-raba batang kemaluanku lalu dikocoknya, liang vaginanya kusentuh dan kutusuk dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri kami bersamaan ke tempat tidur. ?Nur, kamu mau nggak hisap ****** saya, saya jilatin vaginamu.? Nur hanya mengangguk lalu kami ambil posisiseperti angka 69. Batang kemaluanku sudah digenggam oleh tangannya lalu dijilat, dikulum dan disedot sambil sesekali dikocoknya. Liang vaginanya sudah kujilati dengan lembutnya, vaginanya mengeluarkan bau harum yang wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika bijiklitorisnya terjilat.
Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental membasahi liang vagina itu dan langsung kutelan habis. ?Aaakkhh.. aakkhh..? rintih Nur kelojotan. Tapi lima menit kemudian giliranku yang kelojotan karena keluarlah cairan dari batang kemaluanku membasahi muka Nur tapi dengan sigap dia langsung menelannya hingga habis lalu ?helm? dan batangku dibersihkan denganlidahnya. Setelah itu, aku merubah posisi, aku berbaring sedangkan Nur kusuruh naik dan jongkokdi selangkanganku. Lalu tangannya menggapai batang kemaluanku diarahkannya ke liang vaginanya. Tapi karena liang vagina Nur yang sudah lama tidak dimasukan sesuatu jadi agak sempit sehinggaaku bantu dengan beberapa kali sodokkan, baru vagina itu tertembus batang kemaluanku.
?Blleess.. jlebb.. jlebb..?
Kulihat Nur agak menahan nafas karena batangku yang besar dan panjang telah menembus vaginanya.
?Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak gede banget sih Pak, tapi Nur suka deh rasanya sodokannya sampai perut Nur.?
Tubuh Nur dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.
?Nur, vaginamu enak sekali, batangku kayak diperas-peras oleh vaginamu, terus terang Bapak barukali ini merasakannya, Nur enak sekali.?

Tuesday, February 26, 2019

Cerita Sex Sensasi Bercinta Dengan Tante Di Hospital


LASKARQQKejadian ini bermula dari aku yang sedang di suruh mamaku untuk menjaga tanteku dirumah sakit karena habis?jatuh.
Cerita ini berawal saat Gue sedang menjaga tante Gue yang dirawat di rumah?sakit. Tangannya harus digips, akibat kecelakaan yang menimpanya. Tante Gue terlibat kecelakaan saat dia mengendarai?mobilnya.
Tangannya yang kiri luka?robek?akibat terkena pecahan?kaca. Yang Gue rasakan ketika menjaga tante Gue ini ada enaknya juga ada tidak enaknya. Gue ambil contoh saja yang enaknya dulu, saat tante mau pipis, Gue pasti disuruh mengantar ke?WC.
Karena tangan tante sakit, dia menyuruh Gue untuk membukakan?CD-nya dan Gue bisa lihat dgn jelas kemaluannya yang tertutup bulunya yang agak?lebat. Dan yang tidak enaknya ketika dia mau buang air besar, sudah deh jangan diteruskan, anda semua pasti tahu apa yang Gue?maksudkan..
Malam itu, Gue sendirian menjaga tante di rumah?sakit.
Tiba-tiba tante memanggil Gue, ?Yandi.., cepet?kemari..! Tolong tante ya..?? katanya.
?Ada apa tante..?? tanya?Gue.
?Perut tante sakit nich.., tolong gosokin perut tante pake minyak?gosok, ya..?? katanya sambil membuka selimutnya.
Dan terlihatlah tubuh tante yang?molek?itu, meskipun dia masih memakai BH dan CD. Tapi samar-samar puting buah dadanya dan bulu kemaluan tante terlihat agak?jelas. Melihat pemandangan itu, batang kemaluan Gue menjadi?naik. Agar tidak terlihat oleh tante, Gue mencoba merapatkan tubuh bagian bawah Gue ke tepi?ranjang.
?Lho Yan.., apa yang kamu?tunggu..? Ayo cepet ambil minyak gosok di meja itu. Lalu gosok perut tante, awas jangan keras-keras ya..!??Pintanya.
?Ya tante..? kata Gue sambil mengambil minyak gosok di meja yang ditunjuknya.
Setelah Gue mengambil minyak gosok yang ada di meja, ?Yang digosok bagian mana tante..?? tanyaku.
?Ya perut tante dong, masak memek?tante.. kan nanti.. memek tante jadi sakit?kepanasan.? katanya tanpa merasa?risih.
?Akh.. tante bisa aja?deh.. benci aku.. uhh..!? kata?Gue.
?Ayo dong cepet, tante udah nggak tahan sakitnya?nich..!? katanya sambil meringis.
Lalu Gue gosok bagian perutnya yang putih mulus dan berbulu?itu. Gue menggosok dgn lemah-lembut seperti ketika Gue sedang menggosok tubuh cewek?Gue.
?Ya gitu dong, huu.. enak juga gosokanmu?Don. Belajar dimana kamu..?? katanya sambil mendesis.
?Nggak kok tante, biasa aja.? Gue jawab dgn pura-pura.
?Udahlah jangan bohong kamu.. Pasti kamu sering gosokin tubuh cewek kamu ya?kan..?? tanyanya mendesak Gue.
?Kan yandi belum pernah gosokin cewek Yandi,?tante..!? kata Gue pura-pura?lagi.
?Sekalian ya Yan, pijitin kaki tante, bisa?kan..?? Pintanya?manja.
Gue hanya mengangguk dan mulai memijat kakinya yang membuat naik lagi batang kemaluan Gue. Kakinya begitu dingin, mulus dan merangsang?Gue.
Lalu, ?Sudah tante, capek nich..!? kata?Gue.
?Lhoo.., yang di atas belum kan..?? katanya.
?Ah.., tante becanda ah.., Yandi jadi?malu..,? kata Gue.
?Ayo cepet dong, kamu nggak bakalan capek?lagi. Coba deh pijit?disini, di paha tante ini. Ayo dong, kamu nggak usah malu-malu, Yandi kan keponakan tante sendiri, ayo cepet gih..!? katanya manja sambil menarik tangan Gue dgn tangan?kanannya.
Sekarang Gue dapat melihat gundukan bukit kemaluanya yang menerawang dari balik kain?tipis?CD-nya itu. Wajah Gue langsung berubah merah menyala dgn pemandangan yang indah?ini.
Tante seperti tidak mengerti apa yang Gue rasakan, dia menyuruh mendekat masuk ke tengah-tengah selangkangannya dan mengambil kedua tangan?Gue, meletakkan di masing-masing paha atasnya persis di tepi gundukan bukit?kemaluannya.
?Iya di situ yan..,? katanya sambil mencoba melebarkan kakinya lebih lebar?lagi.
Gue disuruh memijat lebih ke dalam?lagi. Pikiran Gue mulai terganggu, karena bagaimanapun meremas-remas ?zone?eksklusif? yang sedang terbuka menganga ini mau tidak mau membuat batang kejantanan Gue menjadi naik tidak karuan?lagi.
Lalu, ?Yan, kamu udah punya?cewek..?? tanyanya.
?Udah tante..,? kata Gue berterus?terang.
?Ngomong-ngomong yandi udah pernah ngeseks sama cewek kamu,?belum..?? Tanya nya lagi
?Apa itu ngeseks tante..?? kata Gue pura-pura tidak?mengerti.
?Maksudnya tidur sama cewek..??katanya.
?Ngmm.. belum pernah?tante..? jawab Gue berbohong.
?Ah masak sih, coba tante lihat dan pegang punyamu?itu..?? katanya sambil menarik tubuh Gue agar lebih dekat lagi, lalu dgn tangan kanannya dia meraba gundukan di celana?Gue.
?Tante pengen tau kalo anumu bangunnya cepet berarti betul belum?pernah..? katanya sambil meraba-raba batang kemaluan Gue?lagi.
Entah artinya yang sengaja dibolak-balik atau memang ini bagian dari kelihaiannya membujuk Gue. Mungkin karena Gue masih berdarah?muda, biarpun sudah terbiasa menghadapi perempuan tetapi kalau dirangsang dalam suasana begini tentu saja cepat batang kemaluan Gue?naik?mengeras. Kalau sudah sampai di sini sudah lebih mudah lagi buat?dia.
?Wihh, besar sekali?gundukanmu?Yan.. boleh lihat dalamnya?punyamu..? Ayo tante bantu untuk membuka?celanamu..!? katanya tanpa menunggu persetujuan dari Gue, dia sudah langsung bekerja membuka celana Gue dan membebaskan burung kaku?Gue.
Memang, waktu batang kejantanan Gue terbuka bebas, matanya setengah heran setengah kagum melihat ukurannya. Terutama kepalanya yang menyerupai helm?tentara??NAZI?.
?Bukan main kontolmu Yandi.. besar dan keras banget punyamu..? katanya memuji kagum tapi justru melihat yang begini makin memburu?nafsunya.
?Tapi masak sih Yan, benda seindah begini belum pernah dipake ke memeknya cewek. Kalo gitu sini tante boleh nggak ngerasain sedikit lagi biar bisa tante tempelin di sini.? lanjutnya,
Lagi-lagi tanpa menunggu komentar Gue, dia dgn sebelah tangan bekerja cepat melepaskan?CD-nya.
Terlihatlah hutan kemaluannya yang menggoda itu, lalu dia menyuruh Gue untuk naik ke ranjang dan menyuruh Gue untuk menempelkan kepala kemalua Gue di mulut lubang senggamanya. Di situ Gue disuruh menggosok-gosokkan ujung kemaluan Gue di celah liang senggamanya.
Lalu dgn menggosok-gosokkan sendiri ujung kepala batang kejantanan Gue di mulut lubang senggamanya yang sudah terbuka lebar itu, menambah semakin tegang dalam nafsu diri Gue.
?Ahh.. aduh.., Yan.. nikmatnya..,? katanya menjerit geli.
?Udah yan, tante nggak tahan. Sekarang giliran tante bikin nikmat kamu.., ok Yan..?? katanya sambil menyuruh Gue berdiri.
Lalu dia dgn satu tangannya langsung memegang batang kemaluan Gue dan mulai menjilati seputar batangnya, sambil sesekali mengulum kepala kontol?gue.
Beberapa saat kemudian, dia menarik Gue?lagi, tubuh Gue berlutut di atas ranjangnya, dan kembali liang senggamanya memperlihatkan celah kenikmatan yang siap untuk Gue?masuki.
Dalam keadaan seperti itu, Gue betul-betul sudah lupa bahwa dia adalah tante Gue?sendiri. Lalu, ujung batang kejantanan Gue mulai Gue tusukkan di lubang kenikmatannya yang segera Gue ikuti dgn gerakan maju-mundur, putar kanan-kiri untuk menusuk lebih dalam.
Tante sendiri ikut membantu Gue dgn jari-jari tangan?kanannya. Dia memperlebar bibir kemaluannya agar semakin lebih terbuka untuk lebih mempermudah masuknya batang?kemaluan Gue.
Terus Gue genjot batang kemaluan Gue ke dalam liang kenikmatannya yang indah itu.
Dan akhirnya,
?Hghh.., oo..?Donn.. yeess.., oohh..!? dgn erangannya, dia membuka orgasmenya yang juga disusul oleh Gue hanya berselang beberapa detik?kemudian.
?Gimana Yan rasanya barusan..?? katanya menguji Gue sambil tangannya mengusap, menyeka-nyeka keringat di dada?Gue.
?Aduh tante enak sekali, belum pernah Yandi ngerasain yang seperti ini. Tapi tante?sendiri, gimana rasanya..?? kata Gue balik?bertanya.
?Tante baru sekarang lho ngerasain digituin cowok dgn kelembutan, tapi juga tidak meninggalkan kejantanannya yang perkasa, seperti punyamu ini, ?Si Buta Dari Gua Memek?, tante jadi melayang ke langit yang ke-7. Ohh.. endangg..?? katanya?cengingir.
Begitu selesai, Gue diajak tante ke kamar mandi. Dan waktu itu Gue bantu tante membersihkan?kemaluannya.
Sambil menyiram kemaluan tante, Gue mendekap dia dari?belakang, dan tante yang sedang berdiri menjadi kegelian karena batang kejantanan Gue menyentuh bukit?pantatnya.
Seketika batang kejantanan Gue naik lagi karena yang Gue lihat sekarang lebih terlihat montoknya. Dan seketika itu, tangan lembut tante memegang batang kemaluan?Gue.
Gue gemetar karena pengalaman seperti ini luar biasa buat cowok perjaka seperti Gue ini.
Buah dada tante menjulang, menantang dan tegar, kelihatan pori-porinya meremang karena udara sangat dingin di kamar?mandi, apalagi ini sudah tengah malam. Dan bukit kemaluannya agak merekah merah terbuka bekas perbuatan yang?tadi.
Gue tidak tahu harus berbuat apa selain meraba buah dadanya lagi yang kali ini dari depan.
Tante menarik Gue dan mencium bibir?Gue, Gue menurut saja. Tubuh kami saling merapat.
Tangannya terus mengurut-urut batang kejantanan Gue. Dan Gue meraba pantatnya yang bulat dan sintal?kencang.
Buah kejantanan Gue pun diremas-remasnya pelan-pelan. Kemudian, tante mulai menaikkan kakinya yang sebelah ke atas bak dan dimasukkannya lagi kemaluan Gue ke liang senggamanya. Ngilu dan agak panas terasa di batang kejantanan Gue.
Tante mulai bergoyang maju mundur dan pantat Gue juga ditekannya dgn tangan kanannya agar Gue bisa mengikuti irama.
Gue ikut saja menggoyangkan sambil memeluk, mengisap putingnya, mencium bibirnya.
Beberapa saat kami bergoyang sama-sama, tapi paha tante mulai pegal rupanya, dan dicabutnya batang kemaluan Gue.
Kemudian dia berbalik dan menungging sambil berpegangan dgn tangan kanannya ke bibir bak mandi. Gue gosokkan batang kejantanan Gue ke bibir kemaluannya. Benar-benar terasa panas bibir kemaluannya itu.
Kemudian Gue mendesak maju dan, ?Bless..? Rudal milik Gue masuk bergesek-gesek dgn dinding lubang senggamanya.
Tante juga bereaksi dan pinggulnya berputar seperti penari ular. Aduh luar biasa sekali, Gue merasa keenakan dan tidak bisa berpikir jernih lagi.
Pantat Gue maju mundur, rudal panjang Gue menggaruk-garuk lubang kenikmatannya. Dari posisi ini, Gue bisa melihat dgn jelas batang kejantanan Gue basah kuyup dan bibir kemaluan tante tertarik keluar masuk.
Tangan Gue menjangkau ke depan, meremas buah dadanya yang menggantung besar dan bergoyang menggeletar, nafas tante mendengus desah.
?Ohh.. yess..!?
Akhirnya Gue meledak-ledak lagi dan tante rupanya sudah lebih dulu mengalami?orgasme.
Setelah itu Gue mandikan tante Gue terGueng. Mulai detik itu, Gue punya tugas tambahan baru.
Itulah Cerita Sex Selingkuh dengan Tante di rumah Sakit yang sangat nikmat sekali, semoga bisa membuat kalian semua semakin bersemangat dan bergairah sammpai crottt?.

Kisah Seks Akibat Kekecewaan Vivi Terhadap Suaminya


LASKARQQPerkenalkan nama saya Nendi umur 29 tahun, saya bekerja di sebuah hotel berbintang tiga di kota ?B?. Seperti kebanyakan orang bekerja yang kadang membuat kita jenuh, untuk mengatasinya aku sering mengunjungi situs Rumah Seks, sampai akhirnya saya terobsesi untuk menulis cerita ini.
Cerita ini berawal dari pulang kemalaman dengan seorang sekretaris teman sekantor di bagian lain, namanya Vivi berperawakan sintal dengan kulit putih dan tinggi badan yang sedang-sedang saja sekitar 165 cm. Sebetulnya Vivi bukanlah tipe orang yang ramah walaupun dia seorang sekretaris, mungkin karena om-nyalah dia ada di posisi tersebut. Oh ya, Vivi juga sudah menikah kira-kira satu setengah tahun yang lalu, dan saya pernah beberapa kali ketemu dengan suaminya.
Pagi itu pada saat jam masuk kantor aku berpapasan dengannya di pintu masuk, seperti biasa kita saling tersenyum dan mengucapkan selamat pagi. Ah lucu juga kita yang sudah kenal beberapa tahun masih melakukan kebiasaan seperti itu, padahal untuk hitungan waktu selama tiga tahun kita harus lebih akrab dari itu, tapi mau bagaimana lagi karena Vivi orangnya memang seperti itu jadi akupun terbawa-bawa, aku sendiri bertanya-tanya apakah sifatnya yang seperti itu hanya untuk menjaga jarak dengan orang-orang di lingkungan kerja atau memang dia punya pembawaan seperti itu sejak lahir.
Mungkin saat itu aku sedang ketiban mujur, tepat di pintu masuk entah apa penyebabnya tiba-tiba saja Vivi seperti akan terjatuh dan refleks aku meraih tubuhnya dengan maksud untuk menahan supaya dia tidak benar-benar terjatuh, tapi tanpa sengaja tanganku menyentuh sesuatu di bagian dadanya. Setelah dapat berdiri dengan sempurna Vivi memandang ke arahku sambil tersenyum, ya ampun menurutku itu merupakan sesuatu yang istimewa mengingat sifatnya yang kuketahui selama ini.
?Terima kasih Pak nendi, hampir saja aku terjatuh.?
?Oh, nggak apa-apa, maaf barusan tidak sengaja.?
?Tidak apa-apa.?
Seperti itulah dialog yang terjadi pagi itu. Walaupun nggak mau mikirin terus kejadian tersebut tapi aku tetap merasa kurang enak karena telah menyentuh sesuatu pada tubuhnya walaupun nggak sengaja, waktu kutengok ke arah meja kerjanya melalui kaca pintu ruanganku dia juga kelihatannya kepikiran dengan kejadian tersebut, untung waktu masuk kerja masih empat puluh lima menit lagi jadi belum ada orang, seandainya pada saat itu sudah banyak orang mungkin dia selain merasa kaget juga akan merasa malu
Aku kembali melakukan rutinitas keseharian menggeluti angka-angka yang yang nggak ada ujungnya. Sudah kebiasaanku setiap tiga puluh menit memandang gambar panorama yang kutempel dikaca pintu ruanganku untuk menghindari kelelahan pada mata, tapi ternyata ada sesuatu yang lain di seberang pintu ruanganku pada hari itu, aku melihat Vivi sedang memandang ke arah yang sama sehingga pandangan kami bertemu. Lagi, dia tersenyum kearahku, aku malah jadi bertanya-tanya ada apa gerangan dengan cewek itu, aku yang geer atau memang dia jadi lain hari ini, ah mungkin hanya pikiranku saja yang ngelantur.
Jam istirahat makan seperti biasa semua orang ngumpul di EDR untuk makan siang, dan suatu kebetulan lagi waktu nyari tempat duduk ternyata kursi yang kosong ada di sebelah Vivi, akhirnya aku duduk disana dan menyantap makanan yang sudah kuambil. Setelah selesai makan, kebiasaan kami ngobrol ngalor-ngidul sambil menunggu waktu istirahat habis, karena aku duduk disebelah dia jadi aku ngobrol sama dia, padahal sebelumnya aku males ngobrol sama dia.
?Gimana kabar suaminya vi?? aku memulai percakapan
?Baik pak.?
?Trus gimana kerjaannya? masih di tempat yang dulu??
?Sekarang sedang meneruskan studi di amerika, baru berangkat satu bulan yang lalu.?
?Oh begitu, baru tahu aku.?
?Ingin lebih pintar katanya pak.?
?Ya baguslah kalau begitu, kan nantinya juga untuk mesa depan berdua.?
?Iya pak.?
Setelah jam istirahat habis semua kembali ke ruangan masing-masing untuk meneruskan kerjaan yang tadi terhenti. Akupun kembali hanyut dengan kerjaanku.
Pukul setengah tujuh aku bermaksud beres-beres karena penat juga kerja terus, tanpa sengaja aku nengok ke arah pintu ruanganku ternyata Vivi masih ada di mejanya. Setelah semua beres akupun keluar dari ruangan dan bermaksud untuk pulang, aku melewati mejanya dan iseng aku nyapa dia.
?Kok tumben hari gini masih belum pulang??
?Iya pak, ini baru mau pulang, baru beres, banyak kerjaan hari ini?
Aku merasakan gaya bicaranya lain hari ini, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang kalau bicara selalu kedengaran resmi, yang menimbulkan rasa tidak akrab.
?Ya udah kalo begitu kita bareng aja.? ajakku menawarkan.
?Tidak usah pak, biar aku pulang sendiri saja.?
?Nggak apa-apa, ayo kita bareng, ini udah terlalu malam.?
?Baik Pak kalau begitu.?
Sambil berjalan menuju tempat parkir kembali kutawarkan jasa yang walaupun sebetulnya niatnya hanya iseng saja.
?Gimana kalo vivi bareng aku, kita kan searah.?
?Nggak usah pak, biar aku pakai angkutan umum atau taksi saja.?
?Lho, jangan gitu, ini udah malem, nggak baik perempuan jalan sendiri malem-malem.?
?Baik kalau begitu pak.?
Di sepanjang jalan yang dilalui kami tidak banyak bicara sampai akhirnya aku perhatikan dia agak lain, dia kelihatan murung, kenapa ini cewek.
?Lho kok kelihatannya murung, kenapa?? tanyaku penasaran.
?Nggak apa-apa pak.?
?Nggak apa-apa kok ngelamun begitu, perlu teman buat ngobrol?? tanyaku memancing.
?Nggak ah pak, malu.?
?Kok malu sih, nggak apa-apa kok, ngobrol aja aku dengerin, kalo bisa dan perlu mungkin aku akan bantu.?
?Susah mulainya pak, soalnya ini terlalu pribadi.?
?Oh begitu, ya kalo nggak mau ya nggak usah, aku nggak akan maksa.?
?Tapi sebetulnya memang aku perlu orang untuk teman ngobrol tentang masalah ini.?
?Ya udah kalo begitu obrolin aja sama aku, rahasia dijamin kok.?
?Ini soal suami aku pak.?
?Ada apa dengan suaminya??
?Itu yang bikin aku malu untuk meneruskannya.?
?Nggak usah malu, kan udah aku bilang dijamin kerahasiaannya kalo vivi ngobrol ke aku.?
?Anu, aku sering baca buku-buku mengenai hubungan suami istri.?
?Trus kenapa??
?aku baca, akhir dari hubungan badan antara suami istri yang bagus adalah orgasme yang dialami oleh keduanya.?
?Trus letak permasalahannya dimana??
?Mengenai orgasme, aku sampai dengan saat ini aku hanya sempat membacanya tanpa pernah merasakannya.?
Aku sama sekali nggak pernah menduga kalo pembicaraannya akan mengarah kesana, dalam hati aku membatin, masa sih kawin satu setengah tahun sama sekali belum pernah mengalami orgasme? timbul niatku untuk beramal:-)
?Masa sih vi, apa betul kamu belum pernah merasakan orgasme seperti yang barusan kamu bilang??
?Betul pak, kebetulan aku ngobrolin masalah ini dengan bapak, jadi setidaknya bapak bisa memberi masukan karena mungkin ini adalah masalah laki-laki.?
?Ya, gimana ya, sekarang kan suami vivi lagi nggak ada, seharusnya waktu suami vivi ada barengan pergi ke ahlinya untuk konsultasi masalah itu?
?Pernah beberapa kali aku ajak suami aku, tapi menolak dan akhirnya kalau aku singgung masalah itu hanya menimbulkan pertengkaran diantara kami.?
Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan tanpa terasa pula kami sudah sampai didepan rumah Vivi, Aku bermaksud mengantar dia sampai depan pintu rumahnya.
?Tidak usah pak, biar sampai sini saja.?
?Nggak apa-apa, takut ada apa-apa biar aku antar sampai depan pintu.?
Dasar, kakiku menginjak sesuatu yang lembek ditanah dan hampir saja terpeleset karena penerangan di depan rumahnya agak kurang. Setelah sampai di teras rumahnya kulihat kakiku, ternya yang kunjak tadi adalah sesuatu yang kurang enak untuk disebutkan, sampai-sampai sepatuku sebelah kiri hampir setengahnya kena.
?Aduh Pak nendi, gimana dong itu kakinya.?
?Nggak apa-apa, nanti aku cuci kalo udah nyampe rumah.?
?Dicuci disini aja pak, nanti nggak enak sepanjang jalan kecium baunya.?
?Ya udah, kalo begitu aku ikut ke toilet.?
Setelah membersihkan kaki aku diperliahkan duduk di ruang tamunya, dan ternyata disana sudah menunggu segelas kopi hanngat. Sambil menunggu kakiku kering kami berbincang lagi.
?Oh ya vi, mengenai yang kamu ceritakan tadi di jalan, gimana cara kamu mengatasinya??
?aku sendiri bingung Pak harus bagaimana.?
Mendengar jawaban seperti itu dalam otakku timbul pikiran kotor lelaki.
?Gimana kalau besok-besok aku kasih apa yang kamu pengen??
?Yang aku mau yang mana pak.?
?Lho, itu yang sepanjang jalan kamu bilang belum pernah ngalamin.?
?Ah bapak bisa aja.?
?Bener kok, aku bersedia ngasih itu ke kamu.?
Termenung dia mendengar perkataanku tadi, melihat dia yang sedang menerawang aku berpikir kenapa juga harus besok-besok, kenapa nggak sekarang aja selagi ada kesempatan.
Kudekati dia dan kupegang tangannya, tersentak juga dia dari lamunannya sambil menatap kearahku dengan penuh tanda tanya. Kudekatkan wajahku ke wajahnya dan kukecup pipi sebelah kanannya, dia diam tidak bereaksi. Ku kecup bibirnya, dia menarik napas dalam entah apa yang ada dipikirannya dan tetap diam, kulanjutkan mencium hidungnya dan dia memejamkan mata.
Ternyata napsu sudah menggerogoti kepalaku, kulumat bibirnya yang tipis dan ternyata dia membalas lumatanku, bibir kami saling berpagut dan kulihat dia begitu meresapi dan menikmati adegan itu. Kitarik tangannya untuk duduk disebelahku di sofa yang lebih panjang, dia hanya mengikuti sambil menatapku. Kembali kulumat bibirnya, lagi, dia membalasnya dengan penuh semangat.
Dengan posisi duduk seperti itu tanganku bisa mulai bekerja dan bergerilya. Kuraba bagian dadanya, dia malah bergerak seolah-olah menyodorkan dadanya untuk kukerjain. Kuremas dadanya dari luar bajunya, tangan kirinya membuka kancing baju bagian atasnya kemudian membimbing tangan kananku untuk masuk kedalam BHnya. Ya ampun bener-bener udah nggak tahan dia rupanya.
Kulepas tangan dan bibirku dari tubuhnya, aku berpindah posisi bersandar pada pegangan sofa tempatku duduk dan membuka kalkiku lebar-lebar. Kutarik dia untuk duduk membelakangiku, dari belakang kubuka baju dan BHnya yang saat itu sudah nempel nggak karuan, kuciumi leher bagian belakang Vivi dan tangan kiri kananku memegang gunung di dadanya masing-masing satu, dia bersandar ketubuhku seperti lemas tidak memiliki tenaga untuk menopang tubuhnya sendiri dan mulai kuremas payudaranya sambil terus kuciumi tengkuknya.
Setelah cukup lama meremas buah dadanya tangan kiriku mulai berpindah kebawah menyusuri bagian perutnya dan berhenti di tengah selangkangannya, dia melenguh waktu kuraba bagian itu. Kusingkap roknya dan tanganku langsung masuk ke celana dalamnya, kutemukan sesuatu yang hangat-hangat lembab disana, sudah basah rupanya. Kutekan klitorisnya dengan jari tengah tangan kiriku.
?Ohh .. ehh ..?
Aku semakin bernapsu mendengan rintihannya dan kumasukkan jariku ke vaginanya, suaranya semakin menjadi. Kukeluar masukkan jariku disana, tubuhnya semakin melenting seperti batang plastik kepanasan, terus kukucek-kucek semakin cepat tubuhnya bergetar menerima perlakuanku. Dua puluh menit lamanya kulakukan itu dan akhirnya keluar suara dari mulutnya.
?Udah dulu pak, aku nggak tahan pengen pipis.?
?Jangan ditahan, biarkan aja lepas.?
?Aduh pak, nggak tahan, vivi mau pipis .. ohh .. ahh.?
Badanya semakin bergetar, dan akhirnya.
?Ahh .. uhh.?
Badanya mengejang beberapa saat sebelum akhirnya dia lunglai bersender kedadaku.
?Gimana vi rasanya??
?Enak pak.?
Kulihat air matanya berlinang.
?Kenapa kamu menangis vi.?
Dia diam tidak menyahut.
?Kamu nyesel udah melakukan ini?? tanyaku.
?Bukan pak.?
?Lantas??
?aku bahagia, akhirnya aku mendapatkan apa yang aku idam-idamkan selama ini yang seharusnya datang dari suami aku.?
?Oh begitu.?
Kami saling terdiam beberapa saat sampai aku lupa bahwa jari tengah tangan kiriku masih bersarang didalam vaginanya dan aku cabut perlahan, dia menggeliat waktu kutarik jari tanganku, dan aku masih tercenung dengan kata-kata terakhir yang terlontar dari mulutnya, benar rupanya .. dia belum pernah merasakan orgasme.
?Mau ke kamar mandi pak??
Tiba-tiba suara itu menyadarkanku dari lamunan ..
?Oh ya, sebelah mana kamar mandinya??
?Sebelah sini pak?, sahutnya sambil menunjukkan jalan menuju kamar mandi.
Dia kembali ke ruang tamu sementara aku mencuci bagian tangan yang tadi sudah melaksanakan tugas sebagai seorang laki-laki terhadap seorang perempuan. Tak habisnya aku berpikir, kenapa orang berumah tangga sudah sekian lama tapi si perempuan baru mengalami orgasme satu kali saja dan itupun bukan oleh suaminya.
Selesai dari kamar mandi aku kembali ke ruang tamu dan kutemukan dia sedang melihat acara di televisi, tapi kulihat
dari wajahnya seakan pikirannya sedang menerawang, entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu.
?Vi, udah malam nih, saya pulang dulu ya ..?
Terhenyak dia dan menatapku ..
?Emm, pak, mau nggak malam ini nemanin vivi??
Kaget juga aku menerima pertanyaan seperti itu karena memang tidak pikiran untuk menginap dirumahnya malam ini, tapi aku tidak mau mengecewakan dia yang meminta dengan wajah mengharap.
?Waktu kan masih banyak, besok kita ketemu lagi di kantor, dan kapan-kapan kita masih bisa ketemu diluar kantor.?
Dia berdiri dan menghampiriku ..
?Terima kasih ya pak, vivi sangat bahagia malam ini, saya harap bapak tidak bosan menemani saya.?
?Kita kan kenal sudah lama, saya selalu bersedia untuk membantu kamu dalam hal apapun.?
?Sekali lagi terima kasih, boleh kalau mau pulang sekarang dan tolong sampaikan salam saya buat ibu.?
Akhirnya aku pulang dengan terus dihinggapi pertanyaan didalam pikiranku, kenapa dia bisa begitu, kasihan sekali dia.
Seperti biasa esoknya aku masuk kantor pagi-pagi sekali karena memang selalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, kupikir belum ada siapa-siapa karena biasanya yang sudah ada saat aku datang adalah office boy, tapi ternyata pagi itu aku disambut dengan senyuman vivi yang sudah duduk di meja kerjanya. Tidak seperti biasa, pada hari-hari sebelumnya aku selalu melihat vivi dalam penampilan yang lain dari pagi ini, sekarang dia terlihat berseri dan terkesan ramah dan akrab.
?Pagi vi.?
?Pagi pak.?
?Gimana, bisa tidur nyenyak tadi malam??
?Ah bapak, bisa aja, tadi malam saya tidur pulas sekali.?
?Ya sudah, saya tinggal dulu ya, selamat bekerja.?
?Iya pak.?
Aku meneruskan langkahku menuju ruang kerjaku yang memang tidak jauh dari meja kerjanya, dari dalam ruangan kembali aku menengokkan wajah ke arahnya, ternyata dia masih menatapku sambil tersenyum.
Tidak seperti biasanya, aku merasakan hari ini bekerja merupakan sesuatu yang membosankan, suntuk rasanya menghadapi pekerjaan yang memang dari hari ke hari selalu saja ada sesuatu yang harus diulang, akhirnya aku menulis cerita ini. HP didalam saku celanaku berbunyi, ada SMS yang masuk, kubuka SMS tersebut yang rupanya datang dari cewek diseberang ruanganku yang tadi pagi menatapku sampai aku masuk ke ruangan ini .. ya dia, vivi
?Pak, nanti mlm ada acara gak? kalo tidak bisa gak bapak menuhin janji bapak tadi malam.?
Begitulah isi SMS yang kuterima, aku berpikir agresif juga nih cewek pada akhirnya. Kuangkan telepon yang ada diatas meja kerjaku dan kutekan nomor extensin dia.
?Kenapa gitu vi, mau ngajak kemana??
?Eh bapak, kirain siapa, enggak, vivi udah nyediain makan malam di rumah, bapak bisa kan makan malam sama vivi nanti malam??
?Boleh, kalau gitu nanti pulang saya tunggu di ruang parkir ya.?
?Iya pak, ma kasih.?
Sore hari aku terkejut karena waktu pulang sudah terlewat sepuluh menit, bergegas kubereskan ruanganku dan berlari menuju ruang parkir. Disana vivi sudah menungguku, tapi dia tersenyum waktu melihatku datang, tadinya kupikir dia akan kecewa, tapi syukurlah kelihatanyya dia tidak kecewa.
?Maaf jadi nunggu ya vi, harus beres-beres sesuatu dulu.?
?Nggak apa-apa pak, vivi juga barusan ada yang harus diselesaikan dulu dengan neni.?
?Yo.? kataku sambil membukkan pintu untuk dia, dan dia masuk kedalam mobil kemudian duduk disebelahku.
Diperjalanan kami ngobrol kesana kemari, dan tanpa terasa akhirnya kami masuk ke komplek perumahan dimana vivi tinggal lalu kami turun menuju ke rumahnya. Dia membuka pintu depan rumahnya dengan susah, rupanya ada masalah dengan kunci pintu tersebut. Aku tidak berusaha membantunya, karena dari belakang baru kuperhatikan kali ini kalau bagian tengah belakang milik vivi menarik sekali, lingkarannya tidak terlalu besar, tapi aku yakin laki-laki akan suka bila melihatnya dalam keadaan setengah berjongkok seperti itu.
Akhirnya pintu terbuka juga dan dia mempersilakan aku masuk, dan kamipun masuk. Setelah mempersilakan aku untuk duduk, dia pergi ke kamarnya, setelah itu dia kembali lagi dengan pakaian yang sudah digantinya, dia tidak langsung menghampiriku tapi terus melangkah ke arah dapur dan kembali dengan segelas air putih dan segelas kopi, lalu dia menyodorkan kopi tersebut kepadaku.
?Wah enak sekali nih hari gini minum kopi, kamu kok nggak minum kopi juga vi??
?Saya nggak pernah minum kopi pak, nggak boleh sama si mas.?
?Oh gitu.?
?Pak mobilnya dimasukin garasi aja ya, biar vivi yang mindahin.?
?Bolah, sekalian saya mau ikut ke kamar mandi dulu, badan rasanya nggak enak kalau masih ada keringatnya.?
?Handuknya ada di kamar mandi pak.?
Dia berdiri sambil menerima kunci mobil yang kuserahkan sedangkan aku ngeloyor ke kamar mandi untuk terus membersihkan badan yang memang rasanya agak nggak enak setelah barusan diperjalanan dihadapkan ke kondisi jalan yang cukup macet tidak seperti biasa.
Keluar dari kamar mandi kudapati vivi kelihatan sedikit bingung, kutanya dia,
?Kenapa vi, kok seperti yang bingung begitu ..?
?Anu pak, barusan ada telepon dari restoran yang saya pesani untuk makan malam, katanya nggak bisa nganter makanan yang dipesan karena kendaraannya nggak ada.?
?Ya sudah nggak apa-apa, kita kan bisa bikin makanan sendiri, punya apa yang bisa dimasak??
?Adu pa, vivi jadi malu.?
?Udah nggak apa-apa kok, malah jadi bagus kita bisa masak barengan.?
Kataku sambil tersenyum, vivi melangkahkan kakinya menuju dapur dan kuikuti, sampai didapur dia membuka lemari es yang ternyata hanya ada sedikit makanan yang siap masak disana. Akhirnya kami masak masakan seadanya sambil berbincang kesana kemari
Tanpa sengaja aku perhatikan postur tubuh vivi yang terlihat lain dengan pakaian yang dikenakan sekarang, pakaian yang sedikir agak ketat menyebabkan lekuk-lekuk tubuhnya terlihat jelas, sungguh bentuk tubuh yang sempurna untuk wanita seusia dia. Tanpa sadar kuhampiri dia dan dari belakang kupeluk dia yang sedang melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, dia menoleh kearahku dan tersenyum, kudekatkan bibirku ke bibirnya dan dia menyambutnya, awalnya hanya ciuman biasa sampai akhirnya kami saling berpagutan disini, ya di dapur miliknya.
Berlanjut terus pergulatan bibir tersebut, kuraba buah dadanya dan kuremas dari luar bajunya. Tangan vivi bergerak membuka kancing baju bagian depan dilanjutkan dengan menyingkapkan BH yang dia pakai, dengan demikian tanganku kiri kanan lebih leluasa meremasnya. Beberapa saat kemudian kulepaskan bibirku dari bibirnya dan kuarahkan ke buah dadanya yang terlihat sungguh indah dengan warna puting yang kemerahan, kujilat puting yang sebelah kanan dan dia menarik nafas dalam menerima perlakuan itu, akhirnya kukulum puting itu dan kuhisap dalam-dalam sambil tangan kananku tetap meremas dadanya yang sebelah kiri.
Tangan kiriku kugerakkan ke arah pantatnya, dan kuremas pantat yang kenyal itu. Kumasukkan tangan itu ke dalam rok yang dia pakai dan disana kuraba ada sesuatu yang hangat dan sedikit basah dan kuraba-raba bagian itu terus menerus. Rupanya dia tidak tahan menerima sikapku itu, tangannya bergerak membuka resleting roknya dan melorotkannya kebawah. Aku hentikan kegiatan bibirku di buah dadanya lalu bubuka celana dalamnya dan kutemukan bulu indah yang tidak terlalu banyak disana kusingkapkan sedikit dan kuarahkan bibirku kesana dan kujilat bagian kecil yang menonjol disana.
Suara lenguhan dari bibirnya sudah tidak terbayangkan lagi, akan memperpanjang cerita kalau saya tuliskan disini.
?Oh, pak, saya belum pernah merasakan ini, oh ..?
Aku terus melanjutkan kegiatan lidahku diselangkangannya sambil terus memasukkan lidah ini kedalam gua lembab yang berbau khas milik wanita. Lenguhan demi lenguhan terus keluar dari mulutnya sampai akhirnya kurasakan tubuhnya mengejang dan bergetar dengan mengeluarkan teriakan yang tidak bisa ditahan dari mulutnya, dia sudah sampai ke puncak kenikmatan sentuhan seorang lelaku seperti aku ini, dan akhirnya kuhentikan kegiatanku itu lalu berdiri menghadap dia, danpa kuduga dia mencium bibirku.
?Pak kita ke kamar ya.?
Dia menuntunku masuk ke kamar tidurnya, kamar itu terlihat rapi, lalu kami duduk dipinggir tempat tidur dan kembali saling berpagutan disana. Dia bangkit berdiri dihadapanku seraya bertanya.
?Boleh saya buka pakaian bapak??
Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan tersebut, lalu dia membuka seluruh pakaian yang kukenakan sampai ke celana dalamku. Dia memegang senjataku yang dia dapati dibalik celana dalam yang baru saja terbuka, lalu dia menciumnya dan menjilatinya, nikmat sekali rasanya.
?Dari dulu saya ingin melakukan ini, tapi suami saya nggak pernah mau diperlakukan begini.?
Dia berkata begitu sambil kembali meneruskan kegiatannya menjilati senjata milikku, tanpa kuduga dia lanjutkan kegiatannya tadi dengan mengulum dan menyedot batang kemaluanku, dan rasanya lebih nikmat dari yang tadi kurasakan. Akhirnya dia berhenti berlaku seperti itu dan berkata.
?Pak, tidurin vivi ya.?
Tanpa menunggu permintaan itu terulang aku baringkan tubuhnya diatas tempat tidur, aku ciumi sekujur tubuhnya yang dibalas dengan gelinjangan tubuh mulus itu, akhirnya setelah sekian lama kucoba masukkan kemaluanku kedalam lubang senggama yang memang sudah basah dari sejak tadi, dan ?Ahh ..? itulah yang keluar dari mulut vivi, sungguh nikmat sekali rasanya memasuki tubuh yang telanjang ini, dan satu lagi, lubang kemaluannya masih terasa cukup sempit dan menggigit, terbersit lam pikiranku sebuah pertanyaan, sebesar apa milik suaminya sampai lubang ini masih terasa sempit seperti ini.
Kuperhatikan jam yang ada di dinding kamarnya menunjukkan bahwa aku sudah mengeluar masukkan kemaluanku kedalam tubuhnya selama dua puluh menit dan akhirnya kembali kurasakan tubuhnya mengejang sambil mengeluarkan suara-suara aneh dari mulutnya, akhirnya dia menggelepar sambil memeluk tubuhku erat-erat seolah tidak ingin lepas dari tubuhnya, karena pelukannya itu aku jadi terhenti dari kegiatanku.
Beberapa saat kemudian vivi melepaskan pelukannya dan terkulai lemas, tapi aku melihat sebuah senyuman puas diwajahnya dan itu membuat aku merasa puas karena malam ini dia sudah dua kali mendapatkan apa yang selama ini belum pernah dia dapatkan dari suaminya.
?Gimana vi??
?Aduh, vivi lemas tapi tadi itu nikmat sekali ..?
?Vivi mau coba gaya yang lain??
?Emm ..?
Kubangunkan tubuhnya dan kugerakkan untuk membelakangiku, kudorong pundaknya dengan pelan sampai dia menungging dihadapanku, kumasukkan kejantananku kedalam lubang senggamanya dan dia mengeluarkan teriakan kecil.
?Aduh .. Pak enak sekali, dorong terus pak, vivi belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini ..?
Aku keluar masukkan kemaluanku ini kedalam tubuhnya dengan irama yang semakin lama semakin kupercepat, lama juga aku melakukan itu sampai akhirnya dia berkata ?Pak vivi mau pipis lagi ..?, semakin kupercepat gerakanku karena kurasakan ada sesuatu yang mendorong ingin keluar dari dalam tubuhku.
Dalam kondisi lemas dan masih menungging vivi menerima gerakan maju mundur dariku, mungkin dia tahu kalau aku sebentar lagi mencapai klimaks, dan akhirnya menyemburlah cairan dari kemaluanku masuk semua kedalam tubuhnya. Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuhku lemas bagai tak bertulang dan kucabut senjataku dari lubang milik vivi.
Aku terbaring disampingnya setelah melepaskan nikmat yang diada tara, dia tersenyum puas sambil menatapku dan memelukku, lalu kami tertidur dengan perasaan masing-masing. Dalam tidur aku memimpikan kegiatan yang barusan kami lakukan dan waktu hampir pagi aku terbangun kudapati vivi masih terpejam dengan wajah yang damai sambil masih memelukku, kulepaskan pelukkannya dan dia terbangun, lalu kami meneruskan kegiatan yang tadi malam terpotong oleh tidur sampai akhirnya kami berdua bangun dan menuju kamar mandi dalam keadaan masing-masing telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh kami.
Dikamar mandi kami melakukannya lagi, dan kembali dia mengucapkan kata-kata yang tidak habis aku bisa mengerti ?Vivi belum pernah melakukan seperti ini sebelumnya ..?.
Akhirnya kami berangkat kerja dari rumah vivi, sengaja masih pagi agar tidak ada orang di kantor yang melihat kedatangan kami berdua untuk menghindari sesuatu yang kami berdua tidak inginkan.
Sampai saya menulis cerita ini, masih tetap terngiang kata-katanya yang sering mengucapkan kata-kata ?Vivi belum pernah melakukan seperti ini sebelumnya ..? setiap saya berhubungan dengan dia dengan gaya yang lain.
Berawal dari situlah kami sering melakukan hubungan suami istri, dan itu selalu kami lakukan atas permintaan dari dia, aku sendiri tidak pernah memintanya karena aku tidak mau dia punya pikiran seolah-olah aku mengeksploitir dia. Dan sekarang vivi yang kukenal jauh berbeda dari vivi yang dulu, dia menjadi orang yang ramah dan selalu tersenyum kepada semua orang dilingkungannya.
Pemirsa, ini adalah sebuah pengalaman yang walaupun saya menikmatinya tapi tetap terbersit dalam pikiran kenapa masih ada [terutama wanita seperti vivi] yang mengalami hal seperti itu, sungguh harus menjadi contoh bagi kita kaum lelaki untuk berusaha memuaskan pasangan kita, semoga cerita ini menjadi cermin, dan walaupun begitu saya akan meneruskan cerita ini ke babak selanjutnya .. tunggu tanggal mainnya.
Oh ya, dalam cerita ini saya tidak banyak menuliskan suara-suara apa yang timbul saat kami melakukan kegiatan pertempuran laki perempuan, karena saya yakin itu akan ada dalam imajinasi anda sebagai pembaca.

Daftar Sekarang di LaskarQQ!